Selasa, 31 Maret 2020

kelas 11 Materi: SINEMATOGRAFI

 A. Definisi Sinematografi

        Sinematografi adalah kata serapan dari bahasa Inggris Cinematography yang berasal dari bahasa Latin kinema ‘gambar’. Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmu yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide (dapat mengemban cerita).
      

Pengertian Sinematografi Menurut Para Ahli

1. Sutrisno, (1993: 1)

Film merupakan rangkaian gambar yang diproyeksikan dengan kecepatan 24 bingkai perdetik sehingga gambar tampak hidup. Setiap gambar dari rangkaian tersebut dengan mudah dapat kita kenal dengan mata telanjang.

2. Azhar Arsyad, (2003: 48)

Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan visual yang kontinyu. Kemampuan film melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik tersendiri.
Media ini pada umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan.
Ia dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan ketrampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu dan mempengaruhi sikap.

3. Aep Kusnawan, (Et,al: 98-99)

Sedangkan yang dimaksud dengan film dalam penelitian ini adalah yang diproduksi secara khusus untuk dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop. Film jenis ini juga disebut dengan film teatrikal (threatical film).

4.  Sumarno, (1994: 4)

Film adalah gambar hidup dari seonggok seluloid dan dipertontonkan melalui proyektor. Dimana sekarang produksi film tidak hanya menggunakan pita seluloid (proses kimia), tetapi memanfaatkan teknologi video (proses elektronik) namun keduanya tetap sama yaitu gambar hidup.

5. KBBI, (2002: 316)

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), film berarti (1) selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) / untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan dalam bioskop) (2) lakon (cerita) gambar hidup.

Ciri ciri Sinematografi

Dapat kita simpulkan ciri-ciri dari sinematografi,ciri-ciri nya hampir sama dengan apa yang ada pada pengertian sinematografi di atas yaitu:
  1. Memiliki suatu objek yang bisa di bilang sama dengan fotografi yaitu menangkap sebuah gambar
  2. pantulan cahaya yang mengenai suatu benda.menangkap rangkaian suatu gambar.
  3. Penyampaian idenya memanfaatkan rangkaian sebuah gambar(montase atau montage

Teknik Dasar Belajar Sinematografi

Hal-hal yang perlu diperhatikan

Semua orang bisa mempelajari beberapa teknik dasar sinematografi, termasuk kamu. Langkah pertama sebelum mengenal beberapa teknik pengambilan gambar atau sinematografi adalah menentukan pengambilan gambar (shot/capture size). Kualitas shot tak cuma membantu kamu dalam menjalankan alur cerita, namun juga memanjakan penonton kamu nantinya. Pengambilan gambar sangat memengaruhi teknik apa yang harus kamu lakukan.
Komposisi, posisi dan sudut kamera merupakan tiga hal yang berperan dalam pengambilan gambar. Kamu boleh saja mengindahkan aturan rule of third, namun untuk memunculkan ide dalam sebuah gambar atau rangkaian gambar, beberapa teknik ini perlu kamu pelajari. Perhatikan baik-baik, ya.

Pada dasarnya kamera angle dibagi dalam tiga jenis yaitu:
  • Objektif camera angle
Angle objektif maksudnya adalah kamera menjadi point of view cerita, artinya penonton melihat semua elemen visual yang sutradara berikan dalam filmnya. Contoh yang paling gampang adalah dalam film dokumenter di mana orang-orang tidak melihat ke arah lensa kamera atau dalam candid shot/kamera tersembunyi.
  • Subjektif camera angle
Angle subjektif maksudnya adalah seperti personal view point artinya penonton berpartisipasi dalam sebuah shot seperti pengalaman sendiri. Contohnya adalah shot dari udara atau aerial shot yang memperlihatkan pemandangan kota. Atau birds point of view.
Jika seorang aktor melihat langsung ke arah lensa/penonton maka penonton di sini juga berpartisipasi dalam sebuah shot tersebut, maka bisa juga disebut angle subjektif.
  • Point of view
Point of view adalah pandangan subjektif dari subjek dalam scene. Maksudnya jika kita melihat seorang aktor melihat ke arah langit kemudian shot selanjutnya adalah arak-arakan mega di langit maka shot ke dua tersebut adalah point of view subjek tersebut.

Sinematografi dengan steady camera

  1. Extreme Long Shot

Teknik Extreme Long Shot biasanya dilakukan ketika kamu ingin memperkenalkan sebuah gambar awal yang menunjukkan seluruh lokasi sebuah adegan atau isi ceritanya. Teknik ini membuat gambar yang diambil terlihat jauh dan kecil. Dimensi yang ingin ditangkap otomatis bersifat lebar.
Teknik ini memperlihatkan bahwa kamu ingin menunjukkan set lokasi di mana adegan atau scene tersebut terjadi (pengenalan lokasi). Biasanya rule of third diindahkan, namun tidak lama-lama karena langsung disambung dengan shot lain yang memperhitungkan aturan rule of third.
  1. Very Long Shot

Kamu bisa langsung menggunakan teknik Very Long Shot dari Extreme Long Shot. Satu hal yang perlu diperhatikan, harus ada setidaknya satu objek utama yang mau kamu tonjolkan. Set lokasi boleh sama karena di sini kamu berusaha menunjukkan siapa atau apa yang mau kamu tekankan atau sampaikan.
  1. Long Shot

Teknik long shot cinematography adalah untuk mengantarkan mata penonton kepada keleluasaan suatu objek (who or what). Dalam istilah lain dikenal dengan nama landscape format size. Biasanya digunakan untuk opening shot dengan diwakilkan oleh gambar atau objek seutuhnya dengan mengedepankan aturan rule of third.
  1. Medium Close Up

Hampir sama dengan medium shot, medium close up juga bisa kamu gunakan sebagai alternatif lain saat kamu sedang menggarap video wawancara. Dikenal dengan istilah potret setengah badan, keunggulan yang bisa kamu dapatkan ketika memadukan antara medium shot dengan medium close up adalah gambar yang dinamis dan mendetail sehingga penonton tidak jenuh.
Sudut pandang atau camera angle juga memengaruhi dua teknik ini. Ada baiknya sudut pengambilan gambarnya berbeda. Misalkan medium close up kamu ambil dari kanan, lalu medium shot kamu ambil dari sebelah kiri.
  1. Close Up

Kalau medium shot merupakan teknik terbaik, maka close up adalah teknik yang paling populer digunakan. Komposisi ini memiliki karakter fokus pada wajah orang. Teknik close up juga cocok digunakan baik untuk wawancara maupun adegan tertentu karena memperlihatkan dengan jelas reaksi atau ekspresi orang.

Teknik saat menggunakan kamera bergerak

  1. Panning Shot

Perlu diingat bahwa kamera kamu harus stabil ketika menggunakan beberapa teknik. Panning shot cinematography adalah teknik yang menggunakan kondisi kamera bergerak. Usahakan agar tidak terlalu banyak guncangan agar tidak mengurangi kualitas video.
Salah satu tekniknya adalah panning shot, yakni teknik pengambilan gambar di mana kamera digerakkan secara horizontal. Teknik ini sebetulnya sangat sederhana dan kerap kali digunakan untuk memangkas pengambilan gambar, terutama kalau kamu hanya menggunakan satu kamera saja.
  1. Crane Shot

Crane shot bertujuan untuk mengambil gambar secara vertikal (atas ke bawah atau bawah ke atas). Teknik ini sangat berguna untuk menghasilkan efek transisi cinematography yang mantap. Teknik crane shot mengharuskan kamu untuk memiliki peralatan yang memadai seperti crane, harganya yang cukup mahal dan operator yang andal terkadang menjadi kendala.
  1. Track-in Shot

Berbeda dengan crane shot, teknik track-in shot bisa dilakukan tanpa alat bantu yang mahal. Akan tetapi, kamu harus memiliki stabilizer agar gambar yang kamu ambil tidak goyang. Seperti zoom-in, teknik ini bertujuan untuk pengambilan gambar dari jauh menjadi dekat.

Semua orang bisa mempelajari sinematografi, yang terpenting adalah niat dan kemauan tinggi untuk terus belajar. Lakukan penelitian dan lihatlah berbagai karya sinematografi agar kamu dapat mengeksplor berbagai ide menarik.

Pergerakan kamera

Pergerakan kamera atau lebih dikenal sebagai camera movement adalah sebuah usaha menggerakan kamera atau subjek untuk lebih mengenalkan ruang atau memberi kesan tiga dimensi sebuah ruangan, di mana penonton seakan bergerak masuk/keluar atau bergerak ke kanan/ke kiri mengikuti atau meninggalkan subjek.
Pada dasarnya Camera Movement terbagi dalam beberapa bagian besar yaitu:
  1. Subjek bergerak ke arah kamera/meninggalkan kamera
  2. Kamera bergerak ke arah subjek/meninggalkan subjek
  3. Kamera dan Subjek bergerak/mengikuti subjek
  4. Zooming atau pergerakan optis. Disebut pergerakan optis karena optik yg bergerak di dalam lensa.
Sebelum menggerakan kamera/subjek sebenarnya ada hal yang paling mendasar bagi cinematographer maupun filmmakernya yaitu:
  1. Kapan kamera/subjek harus bergerak
  2. Mengapa kamera/subjek harus bergerak
Hal ini berkaitan erat dengan pengadeganan atau mise en scene, di mana penonton akan mengikuti atau tidak bisa mengikuti cerita dalam film tersebut. Artinya karena gerak kamera terlalu cepat atau asal bergerak maka cerita yang ingin disampaikan atau informasi yang harus diketahui oleh penonton akan terlewatkan atau penonton tidak memahami/mendapatkan informasi tersebut. dan pergerakan kamera tersebut .

Cutting (Editing) 
Editing adalah jiwa dari sebuah film. Editing adalah suatu proses memilih, mengatur dan menyusun shot-shot menjadi satu scene, menyusun dan mengatur scene-scene menjadi sequence yang akhirnya merupakan rangkaian shot yang bertutur tentang suatu cerita yang utuh. 
Editor adalah seseorang yang mempunyai peran membantu atau bekerja sama dengan sutradara, mempunyai kewajiban merangkai gambar dengan baik dan teliti sehingga dapat bercerita kepada penonton 

Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang editor ketika melakukan tugas editing:
     · Memilih shot
     · Mempertimbangkan keterpaduan dan kesinambungan
     · Memilih jenis transisi yang digunakan
·    Membentuk irama/tempo
Dalam pembuatan film, terdapat tiga jenis editing, yaitu kesinambungan, kompilasi, dan gabungan kesinambungan dan kompilasi.
a.   Editing kesinambungan
Penuturan cerita disampaikan dengan menyusun gambar secara berurutan dan berkesinambungan.
b.   Editing kompilasi
Penuturan cerita disampaikan dengan narasi dan gambar-gambar yang ditampilkan sebagai ilustrasi dalam penuturan tersebut sehingga penonton menjadi terbantu oleh gambar-gambar dalam memahami uraian naratifnya.
c.   Gabungan editing kesinambungan dan kompilasi
Film-film cerita dapat menggunakan kedua jenis editing tersebut meskipun biasanya lebih sering dengan editing kesinambungan

 disaring: dari beberapa sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar